Epilepsi

DEFINISI
Epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menyebabkan kejang-kejang secara berkala. Penyakit ini disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak. Gejala kejang yang muncul bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi pada saat mengalami kejang-kejang memiliki pandangan yang kosong.
Kejang-kejang ringan membutuhkan pengobatan, karena itu bisa berbahaya bila terjadi ketika melakukan aktivitas seperti menyetir atau berenang. Pengobatan – termasuk perawatan medis dan terkadang operasi – biasanya berhasil menghilangkan atau mengurangi frekuensi dan intensitas dari kejang-kejang. Banyak anak-anak dengan epilepsi dapat mengatasi kondisi ini seiring dengan bertambahnya usia.
GEJALA
Karena epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak pada proses kordinasi otak anda. Kejang-kejang dapat menghasilkan :
- Kebingungan yang temporer
- Gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki
- Hilang kesadaran secara total
Dokter mengklasifikasikan kejang-kejang secara parsial atau general, berdasarkan bagaimana aktivitas otak yang tidak normal dimulai. Pada beberapa kasus, kejang-kejang dapat dimulai secara parsial dan kemudian menjadi general.
Kejang-kejang parsial (sebagian)
Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktifitas otak yang tidak normal pada satu bagian otak tersebut, ilmuan menyebutnya kejang-kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua kategori.
- Simple partial seizures (kejang-kejang parsial sederhana). Kejang-kejang ini tidak menghasilkan kehilangan kesadaran. Kejang-kejang ini mungkin akan mengubah emosi atau berubahnya cara memandang, mencium, merasakan, mengecap, atau mendengar. Kejang-kejang ini bisa juga menghasilkan hentakan bagian tubuh secara tidak sengaja, seperti tangan atau kaki, dan gejala sensorik secara spontan seperti perasaan geli, vertigo dan berkedip terhadap cahaya.
- Complex partial seizures (kejang-kejang parsial kompleks). Kejang-kejang ini menghasilkan perubahan kesadaran, itu karena anda kehilangan kewaspadaan selama beberapa waktu.
Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah:
- Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini memiliki dikarakteristikan oleh gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara singkat.
- Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau kedutan secara tiba-tiba pada tangan dan kaki.
- Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack, kejang-kejang ini menyebabkan hilangnya keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba collapse dan terjatuh.
- Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih.
- Pengaruh genetik. Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan genetik.
- Trauma pada kepala. Kecelakaan mobil atau cedera lain dapat menyebabkan epilepsi.
- Penyakit medis. Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama pada kejadian epilepsi terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun.
- Demensia. Menyebabkan epilepsi pada orang tua.
- Cedera sebelum melahirkan. Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu, kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak atau tidak normalnya neurological.
- Perkembangan penyakit. Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome.
Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah :
- Usia. Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun.
- Jenis kelamin. Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.
- Catatan keluarga. Jika anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, anda mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-kejang.
- Cedera kepala. Cedera ini bertanggung jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktifitas lain yang berisiko terkena cedera kepala.
- Stroke dan penyakit vaskular lain. Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah batasi untuk mengkonsumsi alkohol dan hindari rokok, makan makanan yang sehat dan selalu berolahraga.
- Infeksi pada otak. Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi.
- Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak. Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi pada saat nanti. Khususnya untuk mereka dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsi.
Epilepsi Bisa Tertawa Sendiri

gettyimages
Tertawa itu sehat. Tapi, jangan tertawa sendiri. Nanti dikira gila. Pernah dengar ungkapan begitu? Orang yang sering tertawa atau menangis sendiri tanpa sebab memang sering dicurigai menderita gangguan jiwa atau psikosis. Tapi, anggapan begitu tidak selalu benar.
''Ada kemungkinan itu gejala epilepsi, bukan gangguan kejiwaan,'' kata Dr dr Kurnia Kusumastuti SpS(K). Terutama, lanjut dia, pasien epilepsi dengan manifestasi kejang berupa gangguan psikis.
Selama ini, masyarakat mengidentikkan gejala epilepsi sebagai kejang dalam pengertian tubuh bergerak sendiri. Padahal, makna kejang sebetulnya adalah lepasnya muatan listrik abnormal pada sel-sel saraf di otak.
Manifestasi kejang, kata Kurnia, bisa dikelompokkan menjadi empat. Yakni, motorik, sensorik, otonom, dan psikis. ''Yang biasa dianggap kejang oleh masyarakat awam adalah manifestasi motorik,'' papar dokter spesialis saraf RSUD dr Soetomo tersebut.
Selain tertawa atau menangis sendiri, gejala lain kejang adalah ketakutan berlebihan. Padahal, pasien tidak sedang melihat hal yang menakutkan. Bahkan, ada kejang yang manifestasinya berupa tindakan kekerasan, menganiaya, bahkan membunuh. ''Ciri khas epilepsi adalah gejala tersebut berlangsung tanpa disengaja, dalam hitungan menit, berulang, dan polanya sama,'' kata Kurnia.
Yang dimaksud polanya sama adalah satu pasien epilepsi hanya mengalami satu gejala. Misalnya, tertawa saja. Gejala tersebut terus berlangsung, berulang-ulang sampai pasien mendapatkan pengobatan.
Tiap kali kumat, kejang tidak berlangsung lama. Biasanya, hanya dalam beberapa menit, kondisi kembali normal. Ketika sadar (kembali normal), pasien tidak ingat telah melakukan gejala tersebut. ''Itulah yang membedakan gangguan jiwa dan epilepsi,'' papar Kurnia.
Pasien gangguan jiwa, lanjut dia, biasanya tertawa atau menangis dalam waktu lama. Pula, setelah gejala tersebut hilang, kesadaran pasien gangguan jiwa tidak bisa pulih lagi. ''Tidak seperti pasien epilepsi yang kesadarannya bisa normal kembali,'' jelas ahli neurofisiologi itu.
Kejang berupa tindak kekerasan pada pasien epilepsi juga dilakukan spontan, tanpa sadar, dan hanya saat kumat. Pasien epilepsi yang sedang kumat itu hanya bisa menggunakan benda-benda di sekitarnya untuk menganiaya, bahkan membunuh. ''Kalau pasien gangguan jiwa bisa melakukan pembunuhan terencana. Setidaknya, masih bisa mengambil pisau dan benda lain dari ruang lain untuk menganiaya seseorang,'' terang Kurnia.
Karena itu, dokter kelahiran 24 Agustus 1957 itu menyarankan pasien epilepsi segera diajak berobat. Bisa ke dokter saraf atau psikiater. ''Jika berobat ke psikiater, pasien akan diobservasi. Kalau bukan gangguan kejiwaan, akan dikonsulkan ke kami. Begitu juga sebaliknya,'' papar Kurnia.
Terapinya, menurut Kurnia, dilakukan hanya dengan konsumsi obat teratur. Hal itu akan mencegah pasien mengalami kejang. ''Logikanya, bila pasien tidak kumat, dia tidak kejang dan kondisinya normal,'' tegasnya.
Apapun Gejala dan Penyebab penyakit semuanya bisa Dibantu disembuhkan dengan PROPOLIS Produk yang dihasilkan dari Air Liur LEBAH adalah Tech NANO PROPOLIS atau PROPOLIS GOLD yang paling aman Teruji secara Clinis dan sangat Mujarab menyembuhkan semua penyakit dari penyakit ringan sampai penyakit berat sekalipun, dari penyakit luka luar dan luka dalam tubuh semuanya bisa disembuhkan nya dengan PROPOLIS dan tentunya harus dibarengi dengan keyakinan bahwa baginya yang maha Kuasa semua masalah Penyakit tidak ada yang sulit. PROPOLIS adalah Anti VIRUS, JAMUR dan BAKTERI bahkan Bisa Menetralkan Racun, PROPOLIS tidak berbahaya Bisa dikonsumsi Semua UMUR, PROPOLIS tidak ada Efek samping karena tidak mengandung Bahan Kimia atau Alkohol dan tidak ada Kadaluarsanya, Baca semua Kesaksian2 yang sudah disembuhkan dengan PROPOLIS
Apapun Gejala dan Penyebab penyakit semuanya bisa Dibantu disembuhkan dengan PROPOLIS Produk yang dihasilkan dari Air Liur LEBAH adalah Tech NANO PROPOLIS atau PROPOLIS GOLD yang paling aman Teruji secara Clinis dan sangat Mujarab menyembuhkan semua penyakit dari penyakit ringan sampai penyakit berat sekalipun, dari penyakit luka luar dan luka dalam tubuh semuanya bisa disembuhkan nya dengan PROPOLIS dan tentunya harus dibarengi dengan keyakinan bahwa baginya yang maha Kuasa semua masalah Penyakit tidak ada yang sulit. PROPOLIS adalah Anti VIRUS, JAMUR dan BAKTERI bahkan Bisa Menetralkan Racun, PROPOLIS tidak berbahaya Bisa dikonsumsi Semua UMUR, PROPOLIS tidak ada Efek samping karena tidak mengandung Bahan Kimia atau Alkohol dan tidak ada Kadaluarsanya, Baca semua Kesaksian2 yang sudah disembuhkan dengan PROPOLIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar